Syaikh
‘Abdul Qadir Jailani RA. Berkata: jangan pernah mengklaim, wahai pemilik nafsu,
bahwa keadaanmu sama dengan keadaan kekasih Allah. Engkau menyembah hawa nafsu
dan mereka menyembah Yang Maha Kuasa. Engkau memandang dunia dan mereka
memandang Tuhan langit dan bumi.
Engkau
bersahabat dengan makhluk sedangkan mereka dengan al-Khaliq. Hatimu tergantung
pada penghuni bumi sedangkan mereka bergantung pada Tuhan yang menduduki ‘Arsy.
Engkau terpancing dengan yang engkau lihat sedangkan mereka tidak terpancing
dengan yang engkau lihat; akan tetapi mereka melihat Sang Pencipta dalam segala
sesuatu yang mereka lihat.
Mereka lulus
dan menuai keberhasilan, tinggal engkau yang tergadai dalam kenikmatan dunia
dan hawa nafsu yang engkau nikmati. Sementara mereka diri dari hawa nafsu,
ambisi dan kenikmatan dunia, maka mereka sampai kepada Raja Yang Maha Tinggi,
mereka terhenti sampai pada tujuan yang mereka kehendaki berupa ketaatan dan
kemuliaan.
Hal yang
demikian itu adalah keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya, mereka patut mendapatkannya, mereka melakukannya dengan izin
Allah SWT.
Taat bagi
mereka telah menjadi ruh dan santapan Dunia, saat berada di tangan mereka,
menjadi nikmat dan pahala. Bagi mereka, dunia seakan-akan surga tempat tinggal
mereka, karena mereka tidak melihat apapun kecuali bahwa semu itu adalah
perbuatan Allah yang telah menciptakannya.
Maka dengan merekalah langit dan bumi menjadi kokoh,
orang-orang mati maupun yang masih hidup menjadi tenang. Tuhan mereka telah
menjadikan mereka sebagai pasak bumi yang membentang luas, semuanya kokoh
bagaikan gunung.
Janganlah engkau mencoba mengusik jalan mereka,jangan
menghalangi orang yang tidak bisa dibelokkan jalannya bahkan oleh bapak dan
anak-anaknya sendiri sekalipun. Mereka adalah makhluk terbaik yang telah di
ciptakan Tuhan dan tersebar di muka bumi ini. Bagi mereka salam, kehormatan,
dan berkah Allah selamamasih ada langit dan bumi.