Syaikh
‘Abdul Qadir Jailany Berkata: Sebab terhalangnya engkau dari ALLAH dan
karunia-Nya, dikarenakan oleh kebergantunganmu keoada makhluk dan sebab-sebab
duniawi serta keyakinanmu pada kemampuan dan usahamu sendiri.
Makhluk
menjadi penghalang bagimu untuk hidup sesuai sunnah, yaitu berkenaan dengan
pencarian pendapatan. Selama engkau masih beragantung pada makhluk,
mengharapkan pemberianmereka, memohon kepada mereka, berarti engkau telah
menyekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya.
Maka Allah
akan menghukummu dengan mengharamkanmu untuk hidup sesuai sunnah, yakni
mendapatkan kenikmatan dunia yang halal.
Lalu jika
engaku bertobat dari ketergantungan kepada makhluk Allah dan berhenti
menyekutukan-Nya dengan mereka, dan engkau kembali mencari sendiri dan makan
dari hasil sendiri, dan engkau semata-mata yakin dengan hasilmu, sampai engkau
lupa akan karunia yang telah diberikan Allah SWT Kepadamu, maka itupun termasuk
menyekutukan-Nya.
Hanya saja,
ia merupakan syirik khafi, lebih ringan dibandingkan yang pertama (*). Maka Allah akan menghukummu dengan menghalangimu
dari karunia-Nya.
Maka apabila
engkau bertobat dari yang demikian itu, menghilangkan kemusyrikan dan
menjauhkan ketergantungan pada pendapatan, daya dan kekuatanmu, dan engaku
melihat Allah sebagai pemberi rezeki, Dia penyebab semua, Pemberi kemudahan,
Pemberi Kekuatan, untuk melakukan usaha, Yang meridhai semua kebaikan, Rezeki
ada dibawah Kuasa-Nya, kadang-kadang datang dengan perantara makhluk-Nya dengan
sebab tertentu,
baik berupa
ujian maupun cobaan, atau karena permohonanmu kepada-Nya, kadang juga dengan
jalan pencarian sebagai imbalanya, atau kadang merupakan keutamaan yang
diberikan-Nya tanpa melihat perantara dan sebab, dan engkau kembali kepada-Nya,
maka, akan dibuka tabir penghalang antara engkau dan Fadhilah-Nya.
Dia
memuliakanmu dengan Fadhilah-Nya, setiap kali engkau membutuhkan sesuai
dengan keadaanmu, seperti perlakuan atau usaha seorang dokter terhadap orang
sakit dengan lindungan dari Allah SWT, dan untuk membersihkanmu dari kecenderungan
kepada selain-Nya. Semoga Dia merestuimu dengan Fadhilah-Nya.
Dengan
demikian semua ambisi, hawa nafsu, kesenangan, dan yang lainnya harus hilang
dari hatimu. Maka tidak ada lagi sesuatu yang tersisa di hatimu kecuali iradah
Allah.
Maka jika
Allah hendak memberikan bagianmu yang memang mesti engkau terima dan bukan
rezeki siapapun dari makhluk-Nya selain engkau, Dia akan memunculkan keinginan
dalam dirimu terhdapa bagianmu itu dan menyuguhkan kepadamu.
Maka Dia
akan menyuguhkan kepadamu sat engkau membutuhknnya, lalu Dia memberimu taufiq
untuk mensyukuri-Nya, dan Dia juga
menjadikanmu mengetahui bahwa itu semua dari-Nya. Dialah yang memudahkannya
bagimu dan memberikan kepadamu.
Pada waktu
itulah engkau mensyukuri-Nya,mengenal dan mengetahui, maka engaku akan
bertambah jauh dari makhluk dan dunia, dan batinmu kosong dari selain Allah
SWT.
Dan apabila
pengetahuan dan keimananmu telah kuat, dadamu telah lapang, hatimu telah
bercahaya, dan bertambah dekat dengan Tuhan Yang Maha Tinggi lagi Agung, kedudukan
dan Amanahmu ada disisi-Nya, dan
keahlianmu untuk menjaga rahasia, engkau akan tahu kapan bagianmu datang
kepadamu sebelum waktunya, sebagai karamah bagimu, sebagai kemuliaan,
keutamaan dan hidayah dari-Nya.
Allah SWT
Berfirman: Dan Kami jadikan diantara mereka pemimpin-pemimpin yang member
petunjuk dengan perintah Kami ketiak mereka sabar. Dan mereka meyakini
ayat-ayat Kami(QS 32:24).
Dan Allah
SWT Berfirman: dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami,
benar-benar Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami (QS 29:69).
Dan Allah SWT Berfirman Pula: Dan bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan
mengajarimu (QS 2:282).
Lalu kendali
alam akan dikembalikan kepadamu. Maka dengan izin-Nya engkau mengawalnya, dan
tanda-tanda yang Nampak bagaikan matahari yang bersinar terang, dengan ucapan
yang indah, lebih indah dari semua keindahan, dan dengan ilham yang benar tanpa
keraguan, yang bersih dari kotoran hawa nafsu dan isikan-bisikan setan ang
terkutuk.
Allah SWT
berfirman dalam sebagian kitab-Nya: “Wahai anak Adam,Akulah Allah, Tuhan
yang tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku hendak menciptakan sesuatu, Aku katakana:
“Jadilah!” maka jadilah ia. Taatlah kepada-Ku, maka akan Aku jadikan engkau,
jika menginginkan sesuatu, dengan mengatakan: “Jadilah!” maka jadilah ia.
Hal itu
sudah dialami oleh banyak para Nabi, wali dan para kekasih-Nya dari keturunan
Adam A.S.
(*)= Nabi Muhammad Saw telah bersabda: “Kemusyrikan pada umat ini
lebih samar daripada semut hitam diatas lembaran hitam pada kegelapan malam”.