Allah Ta’ala
menjadikan bumi ini tunduk kepada hamba-hamba-Nya untuk digunakan sebagai
tempat tinggal dan mencari bekal serta untuk menjaga diri dari segala musibah
dan bahaya yang timbul darinya. Mereka menyadari bahwa usia membuat mereka
berjalan seperti kapal dengan penumpangnya.
Orang-orang
di alam ini bagaikan pelancong, tempat tinggal mereka yang pertama adalah buain
dan yang terakhir adalah liang lahat, sedangkan tanah airnya adalah surga atau
neraka.
Umur adalah
jarak perjalanan; tahun-tahunnya adalah tahapan-tahapannya, sedangkan
bulan-bulannya adalah laksana pos pemberhentian; hari-harinya adalah mil;
nafas-nafasnya adalah langkah-langkahnya. Ketaatan-ketaatan kepada Allah adalah
barang dagangannya; waktu adalah modalnya; sedangkan syahwat dan tujuan-tujuannya
adalah perampoknya.
Keuntungannya
adalah kebahagiaan ketika berjumpa Allah di negeri kesejahteraan bersama Raja
Yang Maha Besar dan kenikmatan yang kekal. Kerugiannya adalah jauh dari Allah
Ta’ala.
Semoga Allah
melindungi kita dari belenggu dan siksa yang pedih dalam tingkatan-tingkatan
neraka. Orang yang lalai, walaupun satu helaan nafas dari umurnya, akan
mengalami penyesalan dan kerugian tiada akhir.
Allah Ta’ala
berfirman:
“Sesunggunya
kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama
Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (QS.
Al-Muzammil: 7-8).
Allah Ta’ala
berfirman:
“Dan
sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari
malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya Pada bagian yang
panjang di malam hari.” (QS. Al-Insan: 25-26).
Jika engkau
ingin bahagia dan tidak bisa sengsara selamanya, maka isilah seluruh siang dan
malammu dengan ketaatan. Lihatlah pemimpin para Rasul Saw.! Walaupun Allah SWT
telah mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang kemudian, beliau tetap di
suruh melakukan ketaatan.
Dan engkau
lebih patut untuk menekuni ketaatan, sedangkan kondisimu lebih mengkhawatirkan.
Maka janganlah sibuk mencari nafkah, dan urusan-urusan duniawi, kecuali sekedar
menutupi kebutuhannya. Adapun yang selain itu, gunakanlah jalan akhirat dan
jangan tinggalkan shalat malam.
Nabi Saw. Bersabda,
“Patutlah seseorang shalat malam, walaupun lamanya seperti memerah susu
kambing (sebentar).”
Tidaklah patut
engkau menarik nafsumu untuk tidur dengan menyiapkan alas tidur yang empuk,
tetapi sibukkan dirimu dengan shalat dan zikir hingga engkau tertidur.
Nabi Muhammad
Saw. Bersabda:
“Setan
mengikat jambul seseorang dari kamu dengan tiga ikatan ketika tidur. Di tempat
setiap ikatan ia memasang perkataan: Malam masih panjang, maka tidurlah. Jika ia
bangun dan menyebut Allah SWT, lepaslah satu ikatan. Jika ia berwudlu, lepaslah
satu ikatan lagi, dan jika ia shalat maka terlepaslah semua ikatan,ia pun
menjadi giat dan baik jiwanya. Kalau tidak, maka ia pun berjiwa buruk dan malas.”
Dalam suatu
riwayat diceritakan bahwa Nabi Saw. Diberitahu tentang seseorang laki-laki yang
tidur sepanjang malam sampai pagi. Beliau berkata, “Orang itu di kencingi
setan di telinganya.”
Rasulullah Saw
bersabda:
“Dua
rakaat yang dilakukan seorang hamba di tengah malam adalah lebih baik baginya
daripada dunia beserta isinya. Kalau saja aku tidak memberatkan umatku,
niscaya aku wajibkan shalat malam atas mereka.”
Sumber Gambar: www.nu.or.id