SYAIKH ‘ABDUL QADIR JAILANI R.A. BERKATA: Bagi para wali dan
abdal, akan ditampakkan af’al Allah
melapaui akal serta mematahkan semua adat dan kebiasaan baku. Af’al ini terbagi dua, Jalal (keperkasaan)
dan Jamal (keindahan).
Keperkasaan dan keagungan akan mewariskan rasa takut, cemas,
gelisah dan perasaan mencekam melanda hati hingga tampak pada anggota tubuh.
Dalam satu riwayat disebutkan: “ Suatu ketika, saat
Rasullullah Saw. Sedang sholat, dari dadanya terdengar suara gemuruh seperti
air mendidih, karena rasa takut yang luar biasa akan keperkasaan Allah yang
dilihatnya, serta kebesaran-Nya yang tersingkap kepadanya”(*).
(Peristiwa seperti itu juga pernah dialami Ibrahim Khalilurrahman
a.s. dan amirul – Mu’minin ‘Umar al – Faruq ra.)
Sedangkan penyaksian keindahan-Nya akan memunculkan cahaya,
kebahagian dan kelembutan didalam hati.
Sementara penampakan keindahan-Nya adalah penjelmaan pada
hati manusia dengan cahaya, kebahagiaan, kelembutan, perkataaan yang indah,
kabar gembira menegenai anugera-anugerah yang bernilai dan kedudukan yang
tinggi, kedekatan dengan-Nya sebagai tempat kemblinya semua urusan,yang
pembagiannya telah ditakdirkan untuk mereka sejak awal, sebagai anugerah dan
rahmat dari-Nya bagi mereka di dunia sampai waktu yang telah ditentukan.
Ini dilakukan agar kecintaan mereka tidak melapaui batas
disebabkan oleh kerinduan mereka yang sangat kepada-Nya, sehingga mereka akan
binasa atau tidak mampu lagi melaksanakan ibadah hingga kematian datang
menjemput mereka.
Hal itu dilakukan atas mereka karena kasih saying serta
pendidikan bagi hati mereka dari-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Bijaksana dan Maha
Mengetahui, Maha lembut dan Maha Penyayang.
Dalam hal ini telah diriwiyatkan mengenai Nabi saw. Yang
berkata kepada Bilal ra.., “Bahagiakan hati Kami dengannya, wahai Bilal!” Yakni
dengan iqamah, untuk memasuki sholat dan menyaksikan keindahan-Nya.
Karena itu, Rasullullah berkata,”… dan telah dijadikan kesenanganku dalam
shalat.”
(*) = Hadis No 1214,
diriwayatkan oleh An-Nasa’I dalam sunaan An-Nasa’I,dari Mathraf dari
Ayahnya berkata: “ Suatu hari aku datang kepada Rasullullah saw., dan aku
mendapatinya sedang shalat dan dari kerongkongannya terdengar suara gemuruh seperti
gemuruh panci besar yang sedang mendidih.” Artinya beliau sedang manangis.