source img: globalmuslim.web.id |
Hendaklah
makan diawali dengan membaca Basmalah dan di akhiri dengan Hamdalah. Adalah
baik bila setiap akan makan sesuap mengucapkan basmalah supaya tidak lalai dari
menyebut nama Allah.
Maka pada
suapan pertama ia mengucapkan Bismillah dan yang kedua mengucapkan: Bismillahir
Rahman, sedang pada yang ketiga mengucapkan: Bismillahir Rahmanir Rahim.
Hendaklah dibaca dengan suara keras.
Hendaknya ia
makan dengan tangan kanan; memulai dan mengakhiri dengan yang rasanya asin;
memperkecil suapan; melembutkan kunyahan; tidak memanjangkan tangan (meraih)
suapan yang lain sebelum menelan suapan pertama; tidak mencela makanan.
Nabi Saw.
Tidak pernah mencela makanan. Jika beliau suka dimakannya, dan jika tidak suka,
maka ditinggalkannya.
Hendaknya
memakan makanan yang dihadapannya kecuali buah-buahan; Nabi Muhammad Saw
bersabda, “Makanlah dari makanan di depanmu, kemudian beliau mengitarkan
tangannya di atas buah-buahan”. Dikatakan kepada beliau tentang hal itu,
maka Nabi Saw. Menjawab, “Buah-buahan itu bukan satu macam”.
Janganlah
makan dari puncak talam (tumpeng) dan dari tengah-tengah makanan, tetapi dari
tepi. Jangan memotong roti maupun daging dari pisau. Nabi Muhammad telah
melarangnya.
Nabi Saw.
Bersabda, “Gigitlah sekuat-kuatnya”. Jangan meletakkan piring maupun
lainnya diatas roti, kecuali sesuatu yang dapat dimakan. Nabi Saw. Bersabda, “Hormatilah
roti karena Allah SWT menurunkannnya dari berkah langit”. Dan janganlah
mengusap tangan pada roti.
Nabi Saw.
Bersabda, “Apabila suapan salah seorang dari kamu terjatuh, hendaklah ia
mengambilnya dan menyingkirkan kotoran yang menempel padanya serta jangan
membiarkannya bagi setan,dan hendaklah ia menjilat jarinya.” Jangan meniup makanan yang panas, karena hal
itu dilarang.
Hendaklah ia
makan kurma dalam jumlah yang ganjil dan tidak mengumpulkan antara kurma dan
biji dalam satu piring. Bila akan minum, ia hendaknya mengambil gelas dengan
tangan kanannya dan berkata: Bismillah. Hendaklah ia meminum dengan
mengisapnya dan tidak meneguknya. Setelah selesai minum ia ucapkan:
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ
جَعَلَهُ عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا اُجَاحًا
بِذُنُوْبِنَا.
“Segala puji bagi Allah yang
menjadikannya tawar dan segar dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikan asin lagi
pahit karena dosa-dosa kami.”
Ketika
menghidangkan makanan kepada orang-orang sepatutnya dihidangkan kearah kanan.
Hendaklah ia minum dalam tiga nafas. Ia memuji Allah pada akhirnya dan menyebut
Allah pada awalnya.
Apabila
selesai makan, dianjurkan memungut makanan yang tercecer dan membersihkan
sela-sela gigi. Di anjurkan menjilati sisa makanan di mangkuk dan meminum
kuahnya. Kemudian ia ucapkan:
اَلْحَمْدُ لِلهِ
بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ وَتَنْزِلُ الْبَرَكَاتُ. اَلَّلهُمَّ
لاَتَجْعَلْهُ قُوَّةً عَلَى مَعْصِيَتِ
”Segala puji bagi Allah yang dengan
nikmat-Nya amal-amal saleh dapat terlaksana dan turun banyak barakah. Ya Allah
jangan Engkau jadikan (makanan kami) kekuatan untuk mendurhakai-Mu.”
Kemudian ia
membaca surat Al-Ikhlas dan (surah al-Quraisy). Janganlah berdiri hingga
makanan diangkat.
Jika makanan
itu milik orang lain (yang dihidangkan kepada kita), maka do’akanlah dia seraya
berkata:
اَكَلَ طَعَا مَكُمُ
اْلاَبْرَارُ وَاَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ
الْمَلاَئِكِةُ.
“Orang-orang shaleh memakan makananmu
dan orang-orang yang puasa berbuka di tempatmu, sedangkan para malaikat
mendo’akanmu.”
Dianjurkan
mengucapkan:
اَلْحَمْدُ لِلهِ
اْلَذِىْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا.
“Segala puji bagi Allah yang memberi
makan dan minum kepada kami serta mencukupi dan memberi kami tempat tinggal.”
Kemudiaan
melanjutkan dengan mencuci kedua tangannya.
Apabila
dalam satu kelompok, maka hendaklah ia bersabar hingga dihidangkan kepada orang
yang lebih tua darinya, kecuali bila ia menjadi pemimpinnya. Hendaklah mereka
berbicara sesuatu yang baik. Hendaklah ia bersikap ramah dan tidak bersumpah
kepada seseorang.
Al-Hasan Bin
Ali ra. Berkata, “Makanan itu terlalu remeh untuk disumpahi.” Tidaklah mengapa bila ia mengulang perkataannya:
“Makanlah…” tiga kali mempersilahkan)
Apabila
orang lain memuliakannya dengan menyajikan bejana kepadanya, maka hendaklah ia
menerimanya. Anas bin Malik dan Tsabit Al-Banani berkumpul, lalu Anas
menyajikan bejana kepadanya, namun ia menolak. Anas ra Berkata, “Apabila
saudaramu menghormatimu, maka terimalah penghormatannya dan jangan menolaknya,
karena sesungguhnya ia di hormati Allah Azza wa Jalla.”
Tidak
mengapa bila menggunakan bejana untuk mencuci tangan dan dianjurkan sedapat
mungkin air dalam bejana itu dijadikan satu. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Satukanlah
air cuci tanganmu, semoga Allah mempersatukan kalian.”
Adalah baik
bila tuan rumah menuangkan air diatas tangan-tangan mereka dan bejana itu
diedarkan ke kanan. Janganlah melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh
orang-orang, seperti memandang mereka di waktu makan dan mengibaskan tangan di
dalam mangkuk serta jangan berhenti sebelum mereka, untuk menampakkan bahwa ia
makan sedikit.
Jakfar Bin
Muhammad berkata, “Apabila kalian tidak duduk bersama saudara-saudaramu di
hadapan hidangan, maka duduklah yang lama, Karena ia adalah saat yang tidak
dihitung dari umurnya”.
Nabi Saw
bersabda, “Para malaikat senantiasa mendo’akan salah seorang dari kamu
selama hidangannya masih di hadapannya hingga diangkat”.
Al-Hasan
berkata, “Setiap nafkah yang dibelanjakan seseorang untuk dirinya,kedua
orang tuanya, dan orang-orang dibawah mereka, akan diperiksa besok,kecuali
nafkah seseorang kepada saudara-saudaranya berupa makanan, karena ia menjadi
tabir baginya dari api neraka”.
Ali ra
berkata: “Saya lebih suka mengumpulkan saudaraku untuk makan satu sha’
makanan (bersama) daripada membebaskan seorang budak”.
Mereka itu
apabila berkumpul untuk membaca Al-Qur’an tidaklah berpisah, kecuali setelah
memakan makanan.
Dalam khabar
disebutkan bahwa Allah Azza Wa Jalla berkata di hari kiamat, “Hai anak Adam,
Aku lapar, tetapi engkau tidak member makan Aku.” Ibnu Adam Berkata, “Bagaimana
aku memberi makan Engkau, sedangkan Engkau Tuhan sekalian Alam.” Allah SWT berkata, “Saudaramu sesama muslim
lapar, tetapi engkau tidak memberinya makan. Andaikata engkau memberinya makan,
berarti engkau memberi Aku makan.”
Nabi Saw
bersabda: ,”Sesungguhnya didalam surga terdapat kamar-kamar yang bagian
luarnya terlihat dari dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari luarnya. Allah
menyiapkan bagi siapa yang berbicara lunak dan memberi makanan serta shalat di
waktu malam ketika orang-orang sedang tidur.”
Tidaklah
pantas seorang berjalan menuju makanan bila tidak diundang. Dalam khabar
dikatakan bahwa siapa berjalan menuju makanan sedang ia tidak diundang, maka ia
pun berjalan sebagai orang fasik dan makan makanan haram, kecuali bila ia tahu
bahwa orang itu gembira dengannya. Rasulullah Saw bersama Abu Bakar dan Umar
ra. Menuju rumah Abil Haitsam bin Tiihan dan Abi Ayyub Al-Anshari untuk memakan
makanan, sedang mereka dalam keadaan lapar.
Termasuk
tata krama adalah tidak mengusulkan sesuatu makanan tertentu kepada saudaranya,
karena barangkali ia merasa sulit, kecuali bila ia meyakininya. Jika seorang
menawarkan dua macam makanan, maka pilihlah yang ringan di antara keduanya.
Diriwayatkan
oleh Jabir ra. Bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Barangsiapa memberi
kenikmatan kepada saudaranya dengan memakan yang disukainya, maka Allah menetapkan
baginya satu juta kebaikan dan menghapus darinya satu juta kesalahan serta
mengangkat satu juta derajat dan Allah SWT memberinya makanan dari tiga surga,
yaitu surga Firdaus, surga Aden, dan surga Khuldi.”
Hendaklah ia
tidak berkata kepadanya, “Maukah aku beri engkau makanan?”
Akan tetapi
sebaiknya ia hidangkan makanan baginya. Jika ia suka, maka memakannya. Kalau
tidak suka, maka makanan itu diangkat. Demikian kata Ats-Tsauri.