Syaikh ‘Abdul
Qadir Jailani Berkata: “engkau menginginkan ketentraman dan kebahagiaan,
ketenangan dan suka cita, mendapatkan puncak kebahagiaan dan keasyikan, padahal
engkau masih dalam proses penempaan, penghapusan hawa nafsu, menghilangkan
semua ambisi duniawi maupun ukhrawi, dan masih banyak lagi daftar seperti itu
yang masih tampak jelas.
Pelan-pelanlah
wahai orang yang terburu-buru! Tenang-tenang wahai yang cemas! Pintu kesana
sudah ditutup, tetapi engkau masih memiliki sisi mutiara yang engkau miliki. Seorang
hamba dapat memerdekakan dirinya selama ia masih memiliki dirham. Engkau terhalang
dari semua kebahagiaan itu selama masih tersisa padamu dunia walau sedikit.
Dunia adalah
angan-anganmu, ambisimu, tujuanmu, impianmu, untuk mendapatkan sesuatu,
pencarianmu akan sesuatu, dan harapanmu akan sesuatu, duniawi atau ukhrawi. Selama
masih ada sesuatu dari hal itu, maka engkau masih berada di depan pintu fana’.
Maka tenanglah sampai engkau mendapatkan fana’ dengan
sempurna, lalu engkau akan keluar dari tempaan dan akan disempurnakan bentukmu,
lalu dihiasi dengan wangian, dan akhirnya diangkat untuk dihadapkan kepada Raja
Yang Maha Besar.
Lalu dikatakan kepadamu, bahwa engkau sekarang berada di
tempat yang betul-betul aman di sisi-Nya, diperlakukan dengan lemah-lembut,
diberikan kenyamanan makanan dan anugerah yang lainnya, mengetahui
rahasia-rahasia yang tidak tertutup lagi bagimu. Maka engkau puas atas semua
yang di anugerahkan kepadamu.
Tidaklah engkau melihat serpihan emas yang berserakan karena
seringnya dipakai dan dipindah-tangankan, akan mengeluarkan aroma wangi yang
berbeda-beda, tergantung siapa yang memakainya, baik itu dipakai oleh tukang
minyak wangi, pemilik toko, tukang jagal, tukang kulit, tukang bangunan, tukang
sapu, dan semua tukang baik yang terhormat maupun hina.
Lalu dikumpulkan dan dikerjakan oleh tukang emas, dilelehkan
dengan menyemprotkan api ke potongan emas tersebut. Lalu dikeluarkan dan di
tempa serta dibentuk sehingga jadilah perhiasan yang indah.
Setelah menjadi perhiasan yang indah, lalu diberi wewangian
dan di letakkan di tempat yang paling bagus dan di simpan di tempat aman,
didalam lemari yang terkunci, laci dan tempat lainnya baik itu dari gading
maupun kaca yang menandakan isinya sangat berharga.
Atau dijadikan perhiasan bagi pengantin sehingga dapat
menambah keindahannya. Boleh jadi pengantin itu menjadi milik seorang raja yang
agung, maka potongan emas ini dipindahkan dari tangan yang memilikinya ke sisi
raja setelah melalui proses peleburan, pemukulan dan pembentukan sehingga
menjadi perhiasan yang indah.
Seperti inilah engkau wahai Mukmin, apabila engkau sabar
dalam menghadapi ketentuan yang datang kepadamu, dan engkau rela dengan Qadha’-Nya
bagaimanpun keadaanya.
Ketika di dunia engkau dekat dengan Tuhanmu, maka engkau akan
dianugerahi Makrifat, ilmu, dan berbagai rahasia gaib. Dan di akhirat
engkau tinggal di Dar as Salam bersama para nabi, shiddiqin, Syuhada,
dan orang-orang shaleh, berada di sisi Allah Azza Wa Jalla dan dalam limpahan
kasih sayang-Nya.
Maka sabarlah dan jangan terburu-buru. Ridha-lah
dengan ketentuan-Nya, dan jangan sekali-kali menuding Yang Maha Benar dengan
yang tidak baik, karena Dia akan melimpahkan manisnya pengampunan, kasih sayang,
kelembutan dan berbagai kenikmatan-Nya.