Dari sekian
banyak sahabat Nabi, gelar do’a yang menempel setelah nama sahabat pada umumnya
menggunakan Radhiyallahu ‘anhu (R.A) yang mempunyai arti “Semoga
Allah Meridhainya”. Namun demikian, dalam kasus sahabat Ali, ada yang unik
dan beda bila dibandingkan dengan gelar yang disandingkan dengan nama sahabat
lainnya yakni “Karramallahu Wajhah”.
Kenapa hanya
Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang mempunyai gelar atau julukan Karramallahu Wajhah? Sayyidina Abu Bakar tidak
ada, Sayyidina Umar, Usman juga tidak ada, begitu pula dengan sahabat-sahabat
yang lain pun juga demikian. Tidak ada kalimat Karramallahu Wajhah-nya.
Karramallahu
Wajhah ini terkhususkan hanya untuk Sayyidina Ali. Karramallahu Wajhah artinya “Semoga
Allah Muliakan Wajahnya”. Kenapa? Memangnya wajah-wajah sahabat yang lain tidak
mulia!? Wajah-wajah sahabat yang lain tidak bercahaya!? Tidak demikian!
Alasan
beliau mendapatkan gelar tersebut bukan berarti tidak beralasan atau asal main caplok
saja. melainkan ada beberapa alasan yang pantas disematkan untuk nama beliau. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
Pertama: Karena Sayyidina Ali sendiri
satu-satunya sahabat yang tidak pernah menyembah ke patung. Sedangkan sahabat-sahabat
yang lain pernah menyembahnya. Semua sahabat pernah ,kecuali Ali bin Abi
Thalib. Beliau adalah anak kecil pertama yang masuk islam beriman kepada Rasul.
Bahkan dalam
suatu riwayat dari mulai Sayyidina Ali masih berada didalam kandungan, ketika ibunya
mau menyembah patung , Sayyidina Ali menyenggol perut ibunya dengan sikunya
yang menyebabkan ibunya berbelok dari arah patung. Sehingga pada akhirnya
ibunya tidak jadi untuk menyembahnya.
Kedua: Riwayat atau ulama lain mengatakan
Allah Muliakan Wajahnya Sayyidina ALI karena seumur Hidupnya beliau belum
pernah melihat kemaluannya sendiri. Apalagi kemaluan orang lain.
Ketiga: ulama lain mengatakan kenapa muncul
kalimat Karramallahu Wajhah? Karena Sayyidina Ali adalah orang yang
belum pernah melihat kotoran yang keluar dari badannya. Kalau buang hajat, ia
tidak melihat kotorannya sendiri.
Alasannya karena
beliau merasa malu bila wajah dan matanya melihat kotoran kemudian digunakan
untuk berhadapan dan memandang Rasul. Bagi beliau sungguh tidak pantas wajah dan
mata yang melihat kotoran tersebut digunakan untuk memandang wajah sang baginda
Rasulullah saw. Itulah kemuliaanya Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Oleh karenanya
ulama bersepakat, sahabat yang paling mulia dengan Rasulullah saw. dan paling
dekat yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Sahabat Abu bakar as-Sidiq orang yang paling luar
biasa setelah Rasulullah. Tapi orang yang paling dekat dengan Nabi adalah Sayyidina
Ali bin Abi Thalib.
Sehingga saking
mulianya Sayyidina Ali ketika sahabat Abu Bakar hendak meminta (meminang) Siti
Fatimah, Nabi menolaknya. Karena belum turun perintah wahyu dari Allah untuk menikahkan putri
kesayangan nya tersebut. Kemudian datang lagi sahabat Umar dengan tujuan yang
sama, namun Nabi menolaknya dengan jawaban yang hampir sama. Begitu pula dengan
sahabat-sahabat yang lain, semua yang ingin melamar Fatimah az-Zahra di tolak
oleh Baginda Nabi Muhammad Saw.
Kenapa demikian?
Karena Allah SWT sudah menikahkan Sayyidina Ali dengan Siti Fatimah di langit
yang tinggi. Sehingga ketika Sayyidina Ali datang untuk meminang Siti Fatimah
az-Zahra (yang disuruh oleh Sayyidina Abu Bakar dan Umar), dengan tersenyum
Baginda Nabi menyambut kedatangannya dan berkata: “Ahlan wa sahlan bika Ya
Ali, memang Saya sudah tunggu kedatanganmu karena engkau telah di nikahkan dengan
putriku Fatimah az-Zahra oleh Allah SWT dan di saksikan oleh 40.000 malaikat –Nya
dilangit” .
Sumber
Artikel: Dikutip Dari Ceramah Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi.
Sumber
Gambar: kampoengsantri.wordpress.com
Referensi: bincangsyariah.com