Syaikh
‘Abdul Qadir Jailani r.a berkata: Wahai
mukmin, aku heran melihat engkau mempunyai perasaan dengki, hasad, kepada
tetanggamu, karena makanannya, minumannya, pakaiannya, pernikahannya, tempat
tinggalnya, kekayaannya, dan kenikmatannya serta bagian yang diberikan
oleh-Nya?
Apakah
engkau tidak tahu, bahwa yang demikian ini dapat melemahkan keimananmu dan
menjauhkanmu dari pengawasan-Nya serta dapat menimbulkan kebencianmu
kepada-Nya?
Tidakkah
engkau pernah mendengar hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa
beliau bersabda mengenai firman Allah: “Orang yang hasad musuh nikmatku (*)”. Dan tidakkah engkau mendengar sabda
Rasulullah saw.: “Sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan, sebagaimana api
memakan kayu bakar (**)”.
Lalu apa
yang harus engkau dengki? Apakah karena bagiannya atau karena bagianmu? Jika
engkau dengki kepadanya karena bagiannya yang telah di anugerahkan Allah
kepadanya, sebagaimana firman-Nya: “Kamilah yang membagi penghidupan
diantara mereka dalam kehidupan dunia ini (QS 43:32), Maka engkau telah
berbuat zalim kepadanya.
Engkau telah
berbuat zalim kepada orang yang menikmati anugerah yang secara khusus diberikan
dan ditakdirkan baginya oleh Allah, dan tidak diberikan-Nya kepada siapapun
selainnya. Maka, siapakah yang lebih zalim, lebih kikir, lebih sembrono dan
lebih bodoh daripada dirimu?
Apabila
engkau dengki kepadanya karena bagianmu, maka engkau telah betul-betul bodoh,
karena bagianmu tidak mungkin diberikan kepada selain engkau, dan tidak akan
pindah dari engkau kepadanya. Maha Suci Allah! Dia SWT berfirman: “Keputusan
di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak mendzalimi
hamba-hamba-KU (QS 50:29).
Sesungguhnya
Allah tidak akan menzalimimu dengan mengambil bagian yang telah menjadi
pemberian dan ketetapan-Nya bagimu, lalu diberikan-Nya kepada yang lain. Ini
murni kejahilanmu dan kezalimanmu kepada saudaramu.
Kedengkianmu
kepada bumi yang merupakan tempat harta karun dan kekayaan tambang lainnya,
baik itu emas, perak, dan mutiara yang dikumpulkan oleh raja-raja terdahulu,
baik itu ‘Ad, Tsamud, Kisra, dan Kaisar, adalah lebih pantas daripada
kedengkianmu kepada tetanggamu, baik yang mukmin maupun yang bukan. Karena
sesungguhnya yang ada di rumahnya tidak sampai seper sejuta bagian dari yang
ada disana.
Kedengkianmu
kepada tetanggamu bagaikan orang yang melihat seorang raja dengan kekuasaan dan
bala tentaranya, yang mengendalikan wilayah kekuasaannya dan menarik pajak dari
rakyatnya, mengeksploitasi mereka demi keuntungan dirinya, menikmati hidup
dengan berbagai kenikmatan, memuaskan nafsunya, tetapi dia tidak dengki kepada
sang raja.
Lalu dia
melihat seekor anjing kerajaan membantu anjing liar dengan tidur dan bangun
bersamanya, dan diberi sisa-sisa makanan dari dapur kerajaan, lalu dia dengki
kepada anjing liar itu dan menginginkan kematiannya, dan dia ingin menggantikan
posisinya, tanpa menahan diri dari dunia dan merasa puas dengan apa yang telah
didapatkannya.
Apakah ada
di masa sekarang ini orang yang lebih keji, bodoh, dan tolol darinya?
Wahai
miskin, seandainya engkau tahu apa yang akan dialami tetanggamu esok, berupa
perhitungan yang lama di hari kiamat nanti seandainya dia tidak taat dan
bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang telah dianugerahkan-Nya kepada dia
dan menunaikan perintah serta larangan-Nya, dan menggunakannya untuk beribadah
dan taat kepada-Nya. Semua itu akan membuatnya berharap seandainya
kenikmatan itu tidak pernah diberikan kepadanya walau sebutir atom pun dan
tidak pernah ia rasakan sehari pun.
Tidakkah
engkau pernah mendengar apa yang di jelaskan dalam hadis Rasulullah saw. bahwa
beliau bersabda: “Pada hari kiamat nanti ada suatu kaum yang mengangankan
daging mereka dipotong-potong dengan pisau, ketika mereka melihat balasan
orang-orang yang menghadapi kesulitan. (***)”.
Maka tetanggamu
nanti akan mengharapkan posisimu ketika di dunia, ketika melihat panjangnya
perhitungan dan sidangnya selama lima puluh ribu tahun di bawah terik matahari
pada hari kiamat, yang di sebabkan oleh kenikmatan yang di raihnya di dunia.
Sedangkan engkau
berada di bawah naungan ‘ARSY dengan
makanan dan minuman yang semuanya menyenangkan, karena engkau sabar menghadapi
beratnya tantangan dunia, dan engkau ridha atas bagian dan ketetapan-Nya yang
menjadikan engkau fakir sementara lain kaya, engkau sakit dan orang lain sehat,
engkau sengsara dan orang lain senang, engkau hina dan orang lain mulia.
Semoga Allah
SWT menjadikan kita sabar dalam menghadapi cobaan, syukur dalam menyikapi
nikmat, dan memasrahkan segala urusan kepada Tuhan langit dan bumi.
Catatan
Penting:
(*) = Imam Al-Ghazali mencantumkannya dalam Al-Ihya’, juz 3/188, dari
Zakariiya a.s. dengan tambahan: “…orang-orang yang murka terhadap ketetapan-Ku,
tidak ridha dengan pembagianku diantara hamba-Ku”. Dia mempunyai saksi dari
sunnah, tapi sanadnya dha’if sedangkan maknanya shahih.
Dari ibnu Abbas r.a berkata: Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya
nikmat-nikmat Allah itu mempunyai musuh.” Para sahabat bertanya: “Siapakah
mereka Ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “mereka adalah orang yang
dengki kepada saudaranya sesama manusia, karena pemberian dan keutamaan yang
Allah anugerahkan kepada mereka.”
(**) = hadis no 4903, diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam sunan-nya,
dari Abu Hurairah r.a dan hadis no. 4210, diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dalam sunan-nya,
dari Anas bin Malik ra, beliau menambahkan: “… dan sedekah dapat
menghapuskan dosa, laksana air memadamkan api, dan shalat adalah cahaya bagi
seorang mukmin, dan puasa adalah perisai dari neraka.” Ini hadis dha’if.
Al –Munawi dalam faidh Al-Qadir juz 3/414 mengatakan
bahwa Imam Ghazali berkata: “Hasad adalah yang merusak ketaatan, pendorong
pada kejelekan. Ia adalah penyakit yang sulit di sembuhkan yang banyak melanda
para ulama di banding masyarakat umumnya, sehingga membinasakan dan
mengantarkan mereka ke neraka. Cukuplah bagimu bahwa Allah SWT telah
memerintahkan kita agar memohon perlindungan dari keburukan pendengki, sebagaimana
firman-Nya : “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS
AL-Falaq:5),
Sebagaiamana kita diperintah untuk berlindung dari keburukan
setan. Perhatikanlah, betapa besar keburukan dan fitnah yang di timbulkannya,
sehingga Allah menyamakan kedudukannya dengan setan dan tukang sihir.
Dari kedengkian dapat muncul kerusakan ibadah, kemaksiatan,
dan keburukan, kelelahan dan kesengsaraan tanpa untung, dan kebutaan hati
sehingga tidak dapat memahami hukum-hukum Allah, terputus dan jauh dari jalan
Allah, sehingga selamanya ada dalam kesesatan. Wallahu a‘lam.
(***) = Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Ash-Shaghir juz
1/88. Dan hadis no.2402, diriwayatkan oleh Turmudzi, dalam Al-Jami’ ash-Shahih,
dari jabar berkata bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: “Orang-orang yang
tidak mendapatkan ujian pada hari kiamat menginginkan ketika diberi balasan
kepada orang-orang yang mendapat ujian dari Allah, seandainya kulit mereka
lebih baik disayat ketika di dunia dengan gunting.” Hadis ini hasan
shahih.
source image: www.collection27.blogspot.com