Pertanyaan:
Saya mau Tanya Pak Kyai. Apa faedahnya mimpi bertemu
dengan Nabi Muhammad SAW? Dan konon kalau diceritakan kepada orang lain mimpi
itu dianggap sombong?
Jawaban:
Beruntunglah orang yang bermimpi melihat nabi Muhammad SAW,
karena Nabi sendiri pernah bersabda, “man ra’ání fíl-manámi faqad ra’ání,
fainnas-syaihána la yatamatstsalu bi” (barangsiapa yang bermimpi
melihatku, maka sama dengan melihatku langsung. Karena setan tidak bisa menyerupaiku).
Kemudian, baik dan tidaknya mimpi itu diceritakan kepada
orang lain, melihat mana yang lebih bermanfaat. Karena menurut Syaikh Abdullah
bin Said dalam kitab Muntahás-Saul (3/335-337), kalau melihat Nabi SAW dalam
mimpi sesuai dengan rupa Beliau yang sebenarnya, seperti sifat-sifat beliau
yang diterangkan dalam Hadis, maka itu pertanda bahwa agama, pangkat, serta
kelakuan orang yang bermimpi sedang baik.
Kalau Nabi SAW kelihatan tua, maka orang yang bermimpi dalam
keadaan damai, kalau Nabi Muhammad terlihat muda, maka orang yang bermimpi
sedang kacau.
Dan kalau Nabi SAW kelihatan tersenyum, berarti orang yang
bermimpi sedang berpegang teguh pada sunnahnya. Tapi, kalau Nabi terlihat ada
kekurangannya, maka orang yang sedang bermimpi sedang diperingati untuk
bertaubat. Bila bermimpi Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, maka orang yang
bersangkutan tidak melakukan syariat, dan kalau Nabi mencari jalan yang benar,
berarti syariat tidak dilaksanakan di tempat itu.
Source:
- Artikel ini dikutib dari buku “Bunga Rampai Dialog Iman-Ihsan” yang di terbitkan oleh Pustaka Pondok Pesantren SIDOGIRI, Pasuruan, Jawa Timur.
- Pertanyaan diatas ditanyakan oleh saudara Ali Ibn Abdillah () dan dijawab langsung oleh KH. A. Nawawi Abdul Djalil, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri.
- Sumber gambar: irtaqi.net