Pertanyaan:
Apakah Sú’ul-khátimah itu akan menghapus amal baik kita
sebelumnya? Contoh: Ahmad termasuk orang yang beriman dan taqwa. Pada suatu
hari dia berzina, lantas dibunuh oleh suami dari wanita yang dizinahinya.
Setelah dihisab, masih banyak amal baiknya. Kemungkinan kemana Ahmad tersebut?
Ke nereka dulu lalu ke Surga?
Jawaban:
Sebenarnya Sú’ul-khátimah banyak macamnya. Ada yang mati
dalam keadaan berbuat dosa kecil, dan ada pula yang mati dalam keadaan
melakukan dosa besar, dan ada juga yang mati dalam keadaan kufur atau syirik,
dan lain sebagainya.
Sú’ul-khátimah tidak serta merta dapat menghapus seluruh amal baik seorang hamba,
Meninjau bagaimana Sú’ul-khátimah-nya.
Jika Sú’ul-khátimah-nya hanya berbuat dosa kecil atau
besar, maka amal kebajikan tetap ada. Sementara jika Sú’ul-khátimah-nya
seperti kufur atau syirik, maka ini yang akan menghapus segala amal
kebajikannya.
Kalau Ahmad setelah berbuat zina dibunuh orang, maka amal baiknya
bisa diharapkan, asalkan pada detik kematiannya dia masih berstatus seorang
Muslim.
Ini sesuai dengan yang dijelaskan Malaikat Jibril AS ketika
menjawab pertanyaan Nabi Muhammad Saw pada detik-detik beliau wafat, “Bagaimana
dengan umatku nanti?”, Jibril Menjawab, “Umatmu tidak akan masuk
Surga kalau masih punya dosa (selain hamba Allah yang punya
keistimewaan tidak dihisab amalnya)”
Source:
- Artikel ini dikutib dari buku “Bunga Rampai Dialog
Iman-Ihsan” yang di terbitkan oleh Pustaka Pondok Pesantren SIDOGIRI,
Pasuruan, Jawa Timur.
- Pertanyaan diatas ditanyakan oleh saudara M. Sa’ad (Bondowoso) dan
dijawab langsung oleh KH. A. Nawawi Abdul Djalil, Pengasuh Pondok Pesantren
Sidogiri.
- Sumber gambar: islamkafah.com