Bagaimanakah cara seseorang bisa mendalami ilmu Tauhid? Apa
dengan muthála’ah (belajar), atau dengan musyawarah seperti ilmu fiqih, atau
dengan tirakat, atau dengan apa? Mohon penjelasan Kiai, karena ini dibutuhkan
disaat orang sudah banyak tidak menghiraukan ilmu Tuahid. Syukron katsira.
Jawaban:
Orang itu bisa mendalami ilmu Tauhid atau dalam ilmu lainnya adalah harus memenuhi syarat-syarat yang banyaknya enam perkara. Yaitu:
1). Dzaka’, yakni cerdas
2). Hirshun, ialah keinginan yang tinggi dengan
berusaha ber-muthála’ah yang giat.
3). Isthibárun, yaitu sabar, tabah, dan tekun
belajar, tidak mengenal payah dan waspada terhadap rintangan-rintangan.
4). Bulghatun, adalah biaya apa saja untuk
kepentingan ilmu-ilmu yang dituntut.
5). Irsyádu Ustádzin, yaitu guru yang mendidik dan
mengajar ilmu-ilmu itu. Jangan sampai belajar sendiri tanpa ada guru yang
menuntun dan mendidik.
6). Thúluz-Zamám, yakni masa mengaji dan menuntut
ilmu itu yang lama. Bahkan salah seorang dari Masyayikh Sidogiri ada yang
mengatakan bahwa “Mondok di pondok Sidogiri itu paling sedikit lima belas
tahun”
Source:
- Pertanyaan diatas ditanyakan oleh saudara Musthofa (Sampang) dan dijawab langsung oleh KH. A. Nawawi Abdul Djalil, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri.