Pertanyaan:
Dijelaskan bahwa sifat, Dzat, dan af’ál (perbuatan) Allah
SWT adalah esa.Tapi kenapa masih ada beberapa sifat yang harus di ketahui dalam
aqá’id 50? Mohon penjelasan.
Jawaban:
Dzátul-Láh wa shifátuh (Dzat, sifat, dan perbuatan
Allah SWT) adalah esa, yakni satu.Perlu diketahui, bahwa Allah SWT wajib
memiliki sifat Wahdániyah fídz-Dzát (satu dalam dzatnya), Wahdániyah fish-Shifát
(satu dalam sifatnya), dan Wahdániyah fíl-af’ál (satu dalam perbuatannya). Jadi Allah SWT itu
pasti Maha Esa Dzat-Nya, sifat- Nya, juga afál-Nya.
Allah STW itu wajib Wahdániyah fídz-dzát adalah
meniadakan kam muttashil dank am munfashil fídz-Dzát. Berarti Dzátul-Láh
itu tidak tersusun dan tidak menyerupai dzat-dzat yang lain. Dan Allah SWT
itu Wahdániyah fish-Shífát adalah meniadakan kam munfashil fish-Shifát.
Berarti:
1). Sifat-sifat Allah SWT itu adalah satu-satu, seperti
sifat Ilmu ada satu, sifat Qudrah satu, sifat Iradah satu, dan seterusnya. Sebagai
contoh, sifat Ilmu: Allah SWT mengetahui apa saja adalah dengan sifat Ilmu yang
satu.
Hal ini berbeda dengan manusia. Kalau manusia, maka
mengetahui “Zaidun qá’imun” dengan
rincian ”Zaid” itu mubtáda’ dan “Qá’imun” itu khabar, adalah
dengan ilmu Nahwu. Mengetahui bahwa perempuan yang haid haram mengerjakan salat
adalah dengan ilmu Fikih. Dan mengetahui bahwa Allah SWT Tuhan pencipta alam
semesta ini wajib wujud (ada) adalah dengan ilmu kalam atau ilmu aqá’id, dan
seterusnya.
2). Sifat-sifat Allah SWT tidak menyerupai sifat-sifat yang lain, seperti wujud Allah
SWT tidak seperti wujudnya manusia, umpamanya. Hayát Allah SWT tidak
seperti hayát-nya manusia, dan seterusnya.
Sedangkan Allah SWT itu Wahdániyan fil-Af’al adalah
meniadakan kam munfashil fíl-‘af’al. Berarti, “Al-af’ál kulluhá
lil-Láh, laisa lighairih ta’ála fi’lun minal-af’al. ” Artinya, seluruh
perbuatan hanyalah milik Allah SWT, selain Allah SWT tidaklah memiliki
perbuatan sama sekali.
Lá iláha illál-Láh, artinya lá ma’búda bi-haqqin
illál-Láh (tidak ada yang disembah dengan hak kecuali Allah SWT). Lá
iláha illál-Láh, artinya lá fá’ila illál-Láh, wakullumá siwál-Láh maf’ulun,
ya’ní makhlúqun (tidak ada yang berbuat terhadap sesuatu kecuali Allah SWT,
segala sesuatu yang selain Allah SWT adalah dikerjakan atau diciptakan Allah
SWT itu sendiri).
Source:
- Pertanyaan diatas ditanyakan oleh saudara Muhyiddin (Sumenep) dan dijawab langsung oleh KH. A. Nawawi Abdul Djalil, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri.