Pertanyaan:
Siapakah yang membuat ayat-ayat al-Qur’an berurutan /
bernomor 1, 2, 3?
Jawaban:
Sebagaimana keterangan di kitab al-Burhán fí ‘Ulúmíl-Qur’án
dan al-Itqán fí ‘Ulúmíl-Qur’án, yang memberi nomor al-Qur’an itu
adalah sahabat Nabi. Sedangkan urutan ayat atau tartíbul-‘áyát adalah
atas dasar tauqífí (petunjuk langsung dari Nabi Muhammad SAW).
#######
Pertanyaan 2:
Kita mendengar seseorang yang menyandang atribut kiai
yang bertandang ke gereja untuk berceramah, dengan dalil menjaga persatuan
bangsa, toleransi beragama, mengusung paham pluralisme, sekulerisme, dan
isme-isme yang lainny, yang merupakan produk impor dari barat.
1). Bagaimana menyikapinya?
2). Sampai di mana batasnya berinteraksi dengan kaum
kuffar?
3). Pun pula bagaimana tinjauan sufistik?
Jawaban:
Perbuatan yang disebut toleransi yang Saudara tanyakan ada
peninjauan dalam hukumnya. Yaitu, perbuatan seperti itu bisa berakibat murtad
atau keluar Islam jika sampai rida pada agama mereka.
Dan jika hanya menyerupai cirri khas mereke sementara hatiya
tidak rida sama sekali, maka dihukumi haram dan tidak sampai murtad. Jika hanya
kebetulan menyerupai cirri khas mereka itu sedangkan ia sama sekali tidak
bertujuan untuk hal semacam itu, maka hukumnya makruh.
Source:
- Artikel ini dikutib dari buku “Bunga Rampai Dialog
Iman-Ihsan” yang di terbitkan oleh Pustaka Pondok Pesantren SIDOGIRI,
Pasuruan, Jawa Timur.
- Pertanyaan diatas ditanyakan oleh saudara M. Muhlis (Sampang),
Hasbulloh Syahri Abdullah (Probolinggo) dan dijawab langsung oleh KH. A.
Nawawi Abdul Djalil, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri.