Pertanyaan:
Apakah Surga yang ditempati Nabi Adam AS dulu sama dengan
Surga Nabi Muhammad SAW yang dilihat ketika Mikraj? Kenapa di Surga masih belum
“Steril” (terjaga dari pelanggaran) sekaligus sanksi dari Allah SWT kepada Nabi
Adam AS karena makan buah khuldi?
Jawaban:
Dalam kitab al-Ghunyah karya Syaekh Abdul Qadir
al-Jailani disebutkan:
Di antara keyakinan Ahlusunnah Waljamaah adalah bahwa
Surga dan neraka merupakan makhluk dan merupakan dua rumah yang disediakan oleh
Allah SWT yang salah satunya untuk kenikmatan dan pahala bagi ahli taat dan
iman… dan Surga itu merupakan Surga yang ditempati Nabi Adam AS, Siti Hawa, dan
Iblis terlaknat yang menyebabkan keduanya keluar dari Surga.
Sedangkan Rasulullah SAW pada waktu Mikraj memang
betul-betul masuk Surga yang bentuk dan sifatnya adalah Surga yang pernah
dimasuki Nabi Adam dan Ibu Hawa, yaitu ada di atas langit ketujuh. (keterangan
dari kitab ad-Dardír dan al-Ghunyah).
Apakah Surga perlu penjagaan khusus dari pelanggaran? Tidak perlu,
sebab sudah jelas bahwa Surga itu adalah tempatnya orang-orang taat dan taqwa. Adapun
mengenai Nabi Adam AS yang terlanjur makan buah khuldi sehingga di turunkan ke
bumi, itu merupakan iqtidhá’ul-hikmah al-Ilahiyyah (tuntunan hikmah Ilahiyyah)
kepada Nabi Adam AS agar bisa turun ke bumi untuk menjadi khalifah di muka
Bumi.
Walaupun secara lahir sepertinya merupakan bentuk
pelanggaran, namun hakikatnya di sisi Allah SWT tidak dianggap sebagai
pelanggaran dan tidak berdosa. Nabi Adam AS adalah ma’sum dengan
beberapa alasan yang sudah maklum dalam Tafsir al-Jamal dan Sirajuth-Thálibin.
Source: