Pertanyaan:
Bagaimana pengertian kata-kata orang ahli tasawuf yang
berbunyi “Istighfáruná yahtáju ilá-stighfárin” (Istigfar kita masih
membutuhkan istigfar lagi)?
Jawaban:
Memang ada dari kalangan orang sufi dahulu, seperti Rabi’ah
al-Adawiyah dan lainnya, yang mengatakan “Istighfáruná yahtáju
ilá-stighfárin”. Hal itu karena umumnya istigfar yang diucapkan oleh
manusia hanya di mulut saja, tidak dibarengi dengan hatinya. Seharusnya,
istigfar atau permohonan ampunan kepada Allah SWT betul-betul keluar dari hati
dan diucapkan oleh lisan.
Umumnya, orang membaca istigfar dalam keadaan hati lalai
tentang ratapan istigfar itu, maka istigfar semacam itu perlu dimintai ampunan
lagi kepada Allah Sang Maha Pengampun, sehingga muncullah pernyataan “Istighfáruná
yahtáju ilá-stighfárin”.
Source: