Didalam dunia gretongan (internet gratisan), banyak sekali istilah-istilah yang tidak dapat di mengerti oleh para Netizen. Terutama oleh mereka-mereka yang tidak pernah bergabung di komunitas-komunitas tertentu yang didalamnya membahas tentang seputar internet gratis.
Jangankan orang-orang yang bukan anggota dari komunitas (group) itu sendiri, yang jadi membernya saja kadang masih bingung dengan istilah-istilah aneh bin nyeleneh yang sering disebutkan oleh para anggota lain.
Hal semacam ini biasanya terjadi atau dialami oleh para member yang masih newbie. Atau dengan kata lain, Ia baru masuk/gabung kedalamnya.
Bahkan Saya sendiri kalau boleh jujur, pertama kali masuk kedalamnya merasa bingung juga ketika anggota-anggota group yang lain menulis atau menyebutkan kata-kata yang tidak pernah Saya dengar sebelumnya. Bagaimana tidak bingung, wong bahasa yang mereka pakai dalam sehari-hari untuk berinteraksi dengan member lain menggunakan bahasa/istilah yang aneh-aneh.
Berikut istilah-istilah aneh yang sering digunakan oleh para gretongers untuk saling berinteraksi antar sesama member.
1). Opok
Istilah ini mengacu pada internet gratis yang tidak memerlukan pulsa dan kuota. Artinya meski kartu yang bersangkutan tidak ada kuota dan pulsanya sama sekali, pengguna bisa mengakses internet gratis di semua jaringan tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Bahkan terkadang dikartu yang berada dalam masa tenggang pun masih bisa mengakses.
Biasanya tipe internet gratisan semacam ini sangat jarang dilontarkan ke publik. Dan hanya bisa digunakan untuk pribadi saja.
2). Sawer
Kalau yang ini kebalikan dari Opok. Artinya sebelum pengguna mengakses internet gratis, Ia terlebih dahulu harus membeli paket-paket tertentu yang harganya sangat murah sekali. Biasanya paket kuota yang dimaksud adalah paket khusus yang hanya bisa digunakan untuk mengakses aplikasi dan situs-situs tertentu saja.
Sedangkan untuk harganya bervariasi mulai dari yang harga Rp. 1 hingga dibawah Rp. 15.000. Intinya harga tiap-tiap Operator tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya.
Model internet gratis seperti inilah yang paling sering diumbar-umbarkan ke publik.
3). Polosan
Istilah ini diambil untuk kategori internet gratisan yang cara aksesnya tanpa harus menggunakan alat perantara. Maksudnya Pengguna tidak membutuhkan aplikasi pihak ketiga seperti HTTP Injector dan sejenisnya. Untuk mengaksesnya pengguna tinggal main pancal saja atau minimal hanya bermodalkan alamat proxy dan port saja.
4). Oplosan
Ini kebalikan dari Polosan. Untuk mengakses internet secara gratis pengguna harus mencampur adukkan berbagai amunisi yang diperlukan. Mulai dari aplikasi VPN, Bug, Akun Tunnel, Proxy dan lain sebagainya.
Tapi julukan oplosan ini lebih mengacu pada internet gratisan yang menggunakan aplikasi pihak ketiga lebih dari satu.
Sebagai contoh misalnya aplikasi Psiphon digandeng dengan Termux (Python), atau bisa juga digandeng dengan HTTP Custom dan KPN Tunnel serta aplikasi-aplikasi VPN lainnya.
5). Luna
Istilah ini mengacu pada kartu XL. Dikatakan demikian, karena pada waktu itu bintang iklannya diperankan oleh artis ternama Luna Maya.
6). E32
Huruf "E" itu artinya Ekor. Sedangkan angka dibelakangnya adalah kode terakhir dari numerik suatu proxy.
Biasanya istilah-istilah seperti itu muncul ketika ada proxy yang bisa diajak internet gratisan tanpa harus menggunakan Aplikasi VPN.
Si penemu bug tersebut memberi sedikit bocoran bahwa pada proxy-proxy tertentu yang statusnya sudah melegenda di kalangan para gretonger senior kini bangkit lagi. Dalam artian proxy tersebut bisa dipakai kembali untuk diajak gretongan.
Tentu dengan adanya sedikit petunjuk tersebut para sahabat gretongan yang lain yang sudah paham akan hal itu langsung ingat pada proxy Legend itu sendiri. Sedangkan yang tidak paham, ya cuma plonga-plongo saja.
7). Work
Kata Work ini diambil untuk menandakan bahwa suatu bug itu statusnya masih aktif.
8). Coid
Kalau yang ini kebalikan dari Kata "Work". Yang artinya status bug sudah tidak aktif lagi alias mati alias sudah diperbaiki oleh pihak operator.
9). Sniff
Sniff adalah suatu metode khusus untuk membongkar atau mengintip isi Config buatan orang lain yang dikunci. Tujuannya adalah untuk mengetahui bug yang ada didalamnya.
Secara default, Config yang sudah terkunci tersebut tidak bisa dibuka dengan cara yang sangat sederhana.
Untuk membukanya Pengguna harus mempunyai aplikasi yang dirancang khusus untuk membuka file Config yang berasal dari aplikasi-aplikasi tertentu. Selain dari itu, ponsel yang digunakannya harus dalam keadaan di root. Kalau tidak, Saya rasa tingkat keberhasilannya tidak sampai 10%.
Tapi jika HP Android nya sudah di root, tentu peluang untuk mendapatkan informasi yang diincarnya akan lebih besar.
Itulah alasannya kenapa para pembuat Config Internet Gratisan itu rata-rata mensetting pengaturan confignya dengan tidak mengizinkan HP yang sudah di root. Hal itu bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir dari ancaman Sniffing.
10). Snifer
Sebutan bagi orang yang melakukan Sniff.
11). TKP
Dalam dunia kriminalitas, mungkin kita sudah tahu semua bahwa TKP itu adalah kependekan dari Tempat Kejadian Perkara. Namun pada dunia gretongan, istilah dari TKP tersebut lebih mengacu pada lokasi lintas provinsi.
Sebagai contoh misalnya TKP Jabar, Jateng, Jatim, Sumatera, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan lain sebagainya. Yang mana status dari internet gratisan itu statusnya tidak sama antara wilayah yang satu dengan yang lainnya. Misalnya Bug A sekarang work di TKP Jatim, maka belum tentu bug tersebut work di TKP Jabar dan Jateng.
12). Eye-eye
Istilah Eye-eye ini diambil dari bahasa Inggris yang artinya mata-mata. Istilah itu disematkan kepada orang-orang yang kerjaannya selalu melaporkan bug yang masih work ke pihak operator. Tujuannya adalah tidak lain dan tidak bukan agar status bug tersebut cepat coid.