Pada artikel ini saya ingin menulis perbandingan antara internet gratisan yang dulu dengan yang sekarang. Yang dimaksud dulu disini bukanlah di eranya HP Java dan Symbian melainkan di eranya smartphone Android. Karena kalau di zamannya HP Java dan Symbian Saya sendiri hanya sebagai iciper (penikmat) saja bukan hasil dari opreakan sendiri. Jadi, untuk menimalisir waktu era tersebut tidak usah kita bahas, kita skip saja dulu.
Pertama kali saya masuk dunia gretongan kalau tidak salah sekitar antara tahun 2015-2016 yang lalu. Tapi perkiraan yang paling mendekati keakuratannya terjadi pada akhir 2016. Lebih tepatnya pada bulan September 2016. Hal tersebut berpatokan pada histori artikel yang saya publish di blog ini serta kerjasama Saya dengan Mas Sugeng dalam bidang Joint Venture (JV) Adsense yang dimulai pada pada pertengahan Bulan Agustus 2016.
Pada bulan tersebut blog ini masih belum membahas tutorial Internet Gratisan, karena pada waktu itu Saya masih belum masuk kedalam dunia gretongan. Baru pada bulan berikutnya (September) Saya mulai masuk kedalamnya dan selang beberapa hari kemudian Saya sudah mampu membuat artikel Internet gratisan setelah sebelumnya di ajari langsung secara privat oleh salah satu master gretongan asal Kediri.
Ia mengajari Saya secara sukarela dan sabar kurang lebih selama seminggu melalui chat messenger secara tuntas. Mulai dari pengenalan Bug, akun SSH, Proxy, Squid Proxy, Membuat Payload, Metode Injeksi (Injek depan-belakang) bahkan sampai pada tingkat pengenalan Sniffing.
Yang terakhir ini (Sniffing) yang di ajari cuma dasar-dasarnya saja karena caranya agak lumayan ribet mengingat Android yang Ia gunakan dengan yang Saya miliki beda merk dan beda versi. Sehingga untuk langsung mempraktekkannya sangat sulit untuk disesuaikan. Jadi, alternatifnya saya mau tidak mau harus belajar secara otodidak di Google, dan Alhamdulillah dalam waktu yang sangat singkat saya berhasil menyelesaikannya.
Oa mungkin teman-teman yang baru masuk ke dunia gretongan merasa bingung atau tidak tahu sama sekali tentang istilah Sniffing ini? Berikut saya sedikit jelaskan ya teman-teman.
Sniffing itu adalah metode untuk melihat atau mengintip isi Config orang lain yang sebelumnya telah dikunci oleh si pembuat Config itu sendiri. Misalnya untuk mengintip isi bug-nya, metode Payload, squid proxy dan akun SSH yang digunakannya.
Jadi sejatinya meskipun si pembuat Config sudah bersusah payah mengunci confignya, bukan berarti Config itu aman dari tangan Snifer. Tidak! Itu semua di tangan para Snifer tidak ngefek sama sekali. Karena hal tersebut sangat mudah untuk diketahui semua isi yang ada didalamnya.
Tapi untuk menjadi seorang Snifer itu tidaklah semudah seperti membalikkan telapak tangan kawan, karena selain HP kita dalam kondisi sudah di root, disana juga harus meng-install berbagai aplikasi pendukung dan bloatware tambahan.
Makanya jangan heran kalau kalian pernah menemukan file config HTTP Injector milik orang lain tapi pas ketika mau di import kedalam aplikasi malah Confignya gagal di import. Itu artinya Config tersebut sudah di setting oleh si pembuat agar tidak bisa digunakan pada ponsel Android yang sudah di root. Tujuannya adalah agar Config itu tadi lebih aman dari tangan Snifer.
Gimana Sudah ngerti apa itu yang dimaksud Sniffing? Kalau sudah, Saya akan lanjutin ceritanya.
Setelah saya pelajari dan membanding-bandingkannya antara internet gratisan sekarang dengan yang dulu, ternyata caranya jauh lebih gampang yang sekarang dibandingkan dengan yang dulu.
Kalau yang sekarang untuk mendapatkan internet gratisan itu hanya bermodalkan bug-nya saja. Habis itu kalau bug tersebut masih work, langsung dipancal dengan menggunakan metode SNI (Server Name Indication).
Beda halnya dengan versi yang dulu. Kalau dulu di aplikasi-aplikasi VPN Gretongan itu masih belum support dengan fitur SNI. Sehingga meski pengguna sudah mempunyai bug-nya, Ia tidak langsung main pancal saja melainkan harus menyesuaikan bug tadi dengan berbagai method Payload.
Nah, yang mau meracik Payload inilah yang sangat sulit untuk menyambungkan bug ke header. Sehingga para teman-teman sesama pecinta gretongan pada waktu itu harus bekerja ekstra untuk menemukan racikan yang pas agar status Payload tadi tidak menyuntikkan atau muncul kode 302.
Selain dari itu, meski method payloadnya sudah pakem dengan bug yang dipasangnya, terkadang muncul masalah baru yaitu payload tersebut tidak cocok dengan proksi standart (bawaan operator).
Maka dari itu, kita sebagai peracik mau tidak mau harus mencari proxy alternatif (squid proxy) yang statusnya masih aktif dan cocok dengan method Payload tersebut.
Jadi dulu itu untuk bisa mengakses internet secara gratis, setidaknya kita harus mempunyai 3 komponen penting selain dari akun SSH/VPN. Diantaranya adalah Bug, Method Payload, dan Proxy/Squid Proxy.
Jika tidak memiliki ketiga komponen tadi, maka jangan harap kita bisa berselancar di dunia Maya tanpa mengeluarkan modal dan pulsa.
Pokoknya dulu itu kalau mau mengakses internet gratis menggunakan aplikasi HTTP Injector dan KPN Tunnel, caranya susah banget. Tidak seperti sekarang ini yang hanya bermodalkan bug dan akun SSL/TLS saja, aplikasi sudah konek atau terhubung.